BUDIDAYA STEVIA
Stevia di Seluruh Dunia
Stevia sebagai pemanis dan tanamanStevia rebaudiana (juga dikenal sebagaiEupatorium rebaudianum) dikenal hanya sebagai "stevia" di negara berbahasa Inggris serta di Brazil, Perancis, Jerman, Yunani, Italia , Portugal, Israel, Polandia, Finlandia, Norwegia dan Swedia - meskipun beberapa negara juga menggunakan istilah-istilah lain seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Pengucapan serupa terjadi di Jepang (sutebia / katakana), dan di Thailand (satiwia). Di beberapa negara (India, misalnya) nama diterjemahkan secara harfiah sebagai "daun manis."
Cina: 甜菊 (Tian ju - krisan manis), 甜菊 叶 (Tian ju Ye - daun stevia)
Negara-negara berbahasa Belanda: honingkruid (madu herbal)
Negara berbahasa Inggris: daun permen, daun gula, sweetleaf (AS), daun madu manis (Australia), ramuan manis dari Paraguay
Negara-negara berbahasa Jerman, juga Swiss: Süßkraut (ramuan manis), Süßblatt (daun manis), Honigkraut (madu herbal)
Hongaria: jázminpakóca
India: Madhu parani (Marathi), Madhu-pattha (Punjabi), Madhu patra (Sansekerta), seeni Tulsi (Tamil), Madhu Patri (Telugu) - yang semuanya diterjemahkan menjadi "daun manis."
Israel: סטיביה (sṭīviyyāh dalam bahasa Ibrani)
Jepang: アマハステビア (amaha sutebia)
Latvia: Stēvija
Norwegia: Sukkerblad (gula daun)
Paraguay: ka'a he'ê (ramuan manis dalam bahasa Guarani)
Polandia: Stewia
Negara berbahasa Portugis: estévia (Brasil), Capim doce (rumput manis), erva doce (ramuan manis, juga merupakan istilah Portugis untuk adas), folhas da Stevia
Arab Saudi: اوراق ستيفيا (waraq stefia - "daun stevia" dalam bahasa Arab)
Afrika Selatan (Afrikaans): heuningblaar (daun madu)
Negara berbahasa Spanyol: estevia, hierba dulce, yerba dulce(ramuan manis)
Swedia: sötflockel
Thailand: satiwia, หญ้า หวาน (ya wan, atau manis rumput di Bangkok)
Negara-negara berbahasa Belanda: honingkruid (madu herbal)
Negara berbahasa Inggris: daun permen, daun gula, sweetleaf (AS), daun madu manis (Australia), ramuan manis dari Paraguay
Negara-negara berbahasa Jerman, juga Swiss: Süßkraut (ramuan manis), Süßblatt (daun manis), Honigkraut (madu herbal)
Hongaria: jázminpakóca
India: Madhu parani (Marathi), Madhu-pattha (Punjabi), Madhu patra (Sansekerta), seeni Tulsi (Tamil), Madhu Patri (Telugu) - yang semuanya diterjemahkan menjadi "daun manis."
Israel: סטיביה (sṭīviyyāh dalam bahasa Ibrani)
Jepang: アマハステビア (amaha sutebia)
Latvia: Stēvija
Norwegia: Sukkerblad (gula daun)
Paraguay: ka'a he'ê (ramuan manis dalam bahasa Guarani)
Polandia: Stewia
Negara berbahasa Portugis: estévia (Brasil), Capim doce (rumput manis), erva doce (ramuan manis, juga merupakan istilah Portugis untuk adas), folhas da Stevia
Arab Saudi: اوراق ستيفيا (waraq stefia - "daun stevia" dalam bahasa Arab)
Afrika Selatan (Afrikaans): heuningblaar (daun madu)
Negara berbahasa Spanyol: estevia, hierba dulce, yerba dulce(ramuan manis)
Swedia: sötflockel
Thailand: satiwia, หญ้า หวาน (ya wan, atau manis rumput di Bangkok)
Jadi ternyata tanaman stevia ini sudah dikenal diberbagai penjuru dunia dan sudah digunakan sebagai bahan pemanis pengganti gula.
Budidaya Stevia
Dengan hadirnya tanaman stevia dapat dijadikan alternatif yang tepat untuk menggantikan kedudukan pemanis buatan atau pemanis sintetis karena gula stevia ini mempunyai tingkat kemanisan yang mampu menandingi gula sintetis.
Saat ini pemakaian akan gula sintetis dan pemanis buatan telah berkembang di Indonesia bahkan hal tersebut telah menjadi suatu kebiasaan dikarenakan harga pemanis sintetis dan pemanis buatan jauh lebih murah dibanding dengan harga gula yang terus meningkat. Padahal efek yang akan ditimbulkan dari pemakaian pemanis tersebut apabila terus menerus digunakan akan sangat membahayakan kesehatan manusia.
Untuk itu perlu diadakan suatu penyuluhan kepada petani tentang budidaya tanaman stevia karena di Indonesia tanaman ini masih tergolong belum banyak dikenal sehingga apabila petani mampu membudidayakan dan mengembangkannya pasti akan dapat meningkatkan pendapatan mereka karena tanaman ini akan diminati banyak orang. Berikut ini adalah langkah-langkah membudidayakanstevia:
Pembibitan stevia
Penyediaan bibit stevia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan benih, setek, anakan, dan kultur jaringan. Tetapi kebanyakan menggunakan setek karena lebih cepat dan praktis. Teknik pembibitan dengan setek dilakukan dengan menggunakan sungkup plastik kedap udara yang dinaungi sehingga suhu dalam sungkup rendah dan kelembabannya mendekati 100%. Sekitar 3-4 minggu kemudian setek sudah dapat dipindahkan ke lahan yang telah disediakan sebelumnya.
Penanaman stevia
Sebelum melakukan penanaman lahan dicangkul atau dibajak sebanyak dua kali sehingga diperoleh tekstur tanah yang gembur. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran panjang kira-kira 5 m atau disesuaikan dengan keadaan lahan dan lebar antara 100-125 cm. Ketinggian masing-masing bedengan cukup sekitar 20 cm. Apabila penanaman dilakukan pada lahan berkontur miring, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu.
Bibit ditanam dengan jarak tanam 25×25 cm atau 30×30 cm, sehingga setiap bedengan berisi 4-5 baris tanaman. Sebaiknya pada setiap lubang tanam diberi sekitar 250 g pupuk organik (pupuk kandang atau kompos). Waktu yang dianggap terbaik untuk menanam stevia adalah saat musim hujan agar persediaan air mencukupi dan tanaman cepat segar kembali (biasanya 1-2 hari setelah penanaman).
Setelah pembibitan dan penanaman stevia, kali ini kita akan membahas pemeliharaan, hama tanaman dan pemanenan daun stevia.
Pemeliharaan stevia
Pekerjaan terpenting di dalam pemeliharaan tanaman stevia adalah pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama serta penyakit. Satu minggu setelah ditanam, setiap tanaman perlu diberi pupuk buatan masing-masing 1 g Urea, 1 g TSP dan 1 g KCL. Pemberian pupuk buatan tersebut diulang lagi setiap kali stevia baru dipanen. Pada saat tanaman stevia berumur 2 minggu, sebaiknya setiap ujung tanaman dipangkas untuk membentuk percabangan sehingga produksi daun akan lebih banyak.
Tentu saja bila kita ingin memperoleh daun tanaman organik kita hanya mengganti pupuk kimia diatas dengan pupuk organik berupa pupuk kompos atau pupuk kandang.
Hama tanaman stevia
Hama yang mungkin menyerang stevia adalah kutu daun dan ulat. Hama yang berupa kutu diantaranya adalah kutu daun Aphis sp yang dapat merusak pucuk. Sedangkan hama yang berupa ulat diantaranya adalah ulat grayak Heliothis sp. Kedua jenis hama ini akan menyerang tanaman stevia terutama bila penanaman dilakukan pada lahan bekas sayuran yang kurang perawatan.
Sedangkan jenis penyakit yang kemungkinan dapat ditemukan pada tanaman pemanis ini ialah cendawan Poria hypolateria yang menyebabkan timbulnya warna merah bata pada bagian batang dan akhirnya tanaman menjadi layu. Sumber inokulum dari penyakit tersebut adalah sisa akar dan sebaiknya perlu dilakukan sanitasi kebun untuk tindakan preventifnya. Jenis penyakit lain diantaranya adalahSclerotium rolfsii dan Fusarium sp.
Hendaknya pemakaian insektisida, fungisida atau pestisida tidak dilakukan pada tanaman stevia, baik dalam rangka mencegah maupun mengendalikan hama serta penyakit. Karenanya perlu diusahakan agar kebun stevia mendapat perwatan yang khusus dan intensif.
Pemanenan daun stevia
Penentuan waktu dan cara panen bagi tanaman stevia harus dikuasai. Apabila lambat memanen, maka kandungan gula daun stevia menurun. Sebaliknya, apabila waktu panennya terlalu awal selain rendemen atau kandungan gula belum maksimal juga jumlah daun yang dihasilkan sedikit.
Untuk pertama kalinya daun stevia dipanen pada umur antara 40-60 hari setelah penanaman dan untuk pemanenan yang berikutnya bisa menggunakan selang waktu antara 30-60 hari sekali. Selain menggunakan pedoman tersebut, panen untuk daun stevia dapat juga didasarkan pada ketinggian tanaman. Biasanya, panen daun dilakukan kalau tanaman ini sudah setinggi 40-60 cm dengan pertumbuhan daun yang rimbun. Pada ketinggian seperti ini tanaman sudah mulai memasuki masa berbunga dan pada saat ini pula kandungan gula (steviosida atau zat yang menjadi penentu kadar kemanisan) tanaman sedang berada pada tingkat yang tertinggi.
Waktu yang terbaik untuk melakukan panen daun yaitu pagi hari, pemanenan dilakukan dengan memotong batang atau tangkai kira-kira 10-15 cm dari permukaan tanah. Alat yang dipakai untuk memotong batang atau tangkai dapat berupa gunting besar atau gunting pangkas yang tajam. Ketika panen, sisakan sebanyak 1-2 tangkai pada setiap tanaman supaya taaman yang baru dipanen itu dapat tumbuh kembali dengan baik. Selanjutnya batang atau ranting tersebut dirompes atau dipipil dan yang diambil hanya daun-daunnya saja.
Setelah melakukan pemanenan daun stevia secara tepat: usia / tinggi tanaman, kesuburan tanaman serta dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terbit dengan gunting dahan yang tajam – berikutnya adalah langkah-langkah penanganan paska panen daun.
Paska panen daun
Paska penen daun stevia sangat perlu diperhatikan agar diperoleh kualitas daun yang baik. Daun-daun stevia hasil panen, harus secepatnya dipipil dari batang atau tangkai dan segera dikeringkan. Waktu pemipilan yang lambat dikhawatirkan akan dapat mengurangi kadar bahan pemanis di dalam daun. Sebab jika daun masih melekat pada batang atau tangkai maka proses perombakan bahan pemanis yang ada di dalamnya akan berlangsung. Jadi dengan lebih cepatnya dilakukan pemipilan daun setelah panen, maka diharapkan kadar pemanis dapat dipertahankan.
Pengeringan daun stevia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan sinar matagari atau dengan alat pengering buatan. Apabila pengeringannya dilakukan dengan sinar matahari, maka daun diletakkan di atas alas plastik, tampi, atau jenis alas lainnya. Bila keadaan cuaca baik, cara ini hanya membutuhkan waktu pengeringan sekitar 8 jam. Sedang pengeringan dengan menggunakan pengering buatan seperti oven, waktunya lebih cepat lagi yaitu sekitar 4 jam pada suhu 70 ºC.
Daun stevia yang telah kering warnanya hijau kekuningan. Daun stevia kering yang bermutu baik setidaknya harus memiliki kadar air maksimum 10%, kadar steviosida minimum 10% dan kadar kotoran maksimum 3 %. Apabila pengeringan daun dilakukan di atas suhu 70 ºC maka kadar steviosida akan sedikit mengalami penurunan. Sedangkan penggunaan suhu sampai 80 ºC selain akan mengakibatkan terjadinya penurunan kadar gula dalam daun juga akan timbul warna coklat kehitaman. Daun stevia yang mengalami keterlambatan pengeringan akan berwarna hitan karena terjadi proses fermentasi oleh mikroorganisme yang disertai perombakan senyawa steviosida. Fermentasi juga akan terjadi pada daun stevia yang terkena air yang juga akan menyebabkan kebusukan.
Daun-daun stevia yang telah dikeringkan selanjutnya dikemas. Biasanya daun dimasukkan ke dalam karung dengan berat 20 kg/bal. Dengan cara pengemasan yang baik dan tertutup rapat, daun stevia bisa disimpan sampai satu tahun bahkan lebih. Nilai ekonomi daun stevia dari 1 kg daun stevia basah akan diperoleh 0,20-0,25 kg daun kering (rendemen 20-25%). Sedang rendemen dari daun kering menjadi kristal gula stevia sekitar 0,8-1%. Dengan kata lain dari setiap 100 kg daun stevia kering akan didapatkan 0,8-1 kg gula. (Sumber http://eone87.wordpress.com)
No comments:
Post a Comment