Watak dan Keberuntungan Manusia Berdasarkan Weton Menurut Primbon
Dalam buku primbon ini tertulis berbagai macam informasi yang berkenaan dengan tata kehidupan manusia hidup didunia ini mulai lahir sampai dengan mati.
Sebagai contoh
untuk menggambarkan keberuntungan bayi menurut weton (
Neptu hari dan Pasaran) di bagi 7 , keberuntungan manusia dibagi 7.
1
Segara Wasesa yang berarti semua pekerjaannya baik dan banyak rijekinya,
2 Tunggak Semi , rijekinya terus mengalir ,
3 Satriya Wibawa, dimanapun
berada akan menui keberuntungan,
4 sumur sinaba, bisa dujadikan tempat
meminta pertolongan,
5. Bumi Kapethak keberuntungannya dalam bidang
pertanian.
6. Satriya wirang , akan menemukan keruwetan
7. Lebu katiup
angin, sering pindah tempat dan terus kekuranga.
Dalam hitungan ini
neptu hari Jum’at 1, Sabtu 2, Ahad 3, Senin 4, Selasa 5, Rabo 6, Kamis
7.
Begitu pula neptu pasaran Kliwon 1 , Legi 2, Paing 3, Pon4 dan Wage
5.
Adapun cara menghitungnya begini anda misalnya lahir pada Rabu Wage
Rabu 6 dan Wage 5 jumlah 11 kemudian dibagi 7 sisa 4 jatuh pada hitungan
sumur sinaba.
Misal lagi anda lahir hari ahad wage neptu ahad 3 dan wage = 5 jadi
8 dibagi 7 sisa 1 jatuh pada segara wasesa begitu selanjutnya ( Dapat
di baca di hal 67 bab wataking bayi menurut neptu dan pasaran ketika
lahir)
Sedangkan untuk watak
manusia menurut weton ( neptu hari dan pasaran ketika lahir ) dibedakan
menjadi ,
7. Sifatnya sabar , rendah hati, bicaranya banyak tidak mau
dikalahkan dan hoby bepergian jauh,
8. Brangasan, keras hati ,suka
berdebat, suka berkelahi,pemberani,
9. Beranjalan, sering pindah
rumah,perantauan,
10. Anteng Sembada.Cerdas pikirannya, bisa jadi guru,
cinta kepada keluarga, rajin,
11. Mapan Bares Tur Pralayan, senang
tirakat, berani mati,senang memberi pada sesame tapi sifat jeleknya jika
kesulitan tidak takut untuk mencuri milik orang lain,
12. Kurang
Panarima ing Titah, banyak cita-citanya, senang di hormati, mudah
mencari rijeki namun sering kehilangan ,
13. Bicaranya lancar, hatinya
baik, rukun dengan saudara, senang begadang tanpa guna, kalau berusaha
cocoknya berdagang,
14. Semua pekerjaan bisa dilakukan, sebentar bisa
mengerjakan , rajin belajarnya, namun agak malas dan tidak dapat
kaya.,
15. Mudah memerintah pada orang lain,keras sifatnya, tidak
kekurangan sandang pangan , banyak temannya yang menyenanginya tetapi sering bertengkar dengan orang dan keluarganya.
16. Mudah
bergaul , kaya, banyak bicaranya , semua keinginannya mudah terjadi ,
kalau punya kehendak sulit di halangi.
17. Diam namun pemarah, kalau
bekerja terlalu berani,sering ditipu orang, tidak mau di kalahkan orang
lain,
18. Berani tanpa perhitungan, senang main-main, tetapi jika
dilawan akan mengalah.
Cara mengetahuinya sama dengan yang diatas
menggunakan weton aslinya yaitu ( Minggu 5, Senin 4,Selasa 3, Rabu 7,
Kamis 8, Jum’at 6, Sabtu 9 dan Kliwon 8, Legi 5,Pahing 9, Pon 7, dan
Wage 4 ).
Misal calon menantu anda wetonnya Kamis Kliwon ,
Kamis=8 dan Kliwon=8 jumlah 16 dia jatuh pada 16 yaitu mudah bergaul ,
kaya, banyak bicaranya , semua keinginannya bisa terpenuhi begitu selanjutnya. ( baca Betal Jemur hal 67-68 sub wataking bayi )
Bagi orang Jawa yang masih
menerapkan etung-etungan dalam menjodohkan putra-putrinya, maka sebelum
menuju ke menanyakan ( nakoake ), pengikatan ( naleni), lamaran sampai
dengan pelaksanaan pernikahan.
Hitungan weton ini sangat penting oleh
karenanya yang pertama ditanyakan pasti wetonnya apa , sehingga banyak
calon pengantin yang gelagapan karena tidak tahu atau lupa akan wetonnya
itu. Padahal dalam perjodohan Jawa weton sangat berpengaruh pada
kelangsungan perjodohan tersebut agar terus runtut sampai dengan
kakek-kakek dan nenek-nenek istilah orang Jawa mengatakan.
Selain
itu pula jika telah diketahui watak dan nasib seseorang baik atau
kurang baik maka setidaknya kita dapat mengantisipasinya dengan
cara-cara yang lainnya sehingga tidak akan terjadi suatu perceraian
dalam perkawinan itu kelak. Saya melihat saat ini banyak
perjodohan yang dilakukan karena dasar nafsu dan keinginan saja tanpa
perhitungan yang matang yang akhirnya perjodohan itu kandas ditengah
jalan.
Oleh karena itu untuk
mengantisipasi hal tersebut diatas ada cara yang merupakan tinggalan
pujangga dahulu yang ditulis agar ditiru dan dilanjutkan demi kelancaran
kehidupan kita. Namun demikian banyak orang yang mengatakan hal
tersebut sudah tidak jamannya lagi , itu semua terserah pembaca untuk
menaggapi tulisan saya ini. Ini semua saya lakukan agar pengalaman ini
dapat diketahui orang banyak percaya monggo dan bila tidak ya terserah
anda.
Manusia dilahirkan di
dunia ini mempunyai watak dan keberuntungan tersendiri , manusia satu
dan yang lainnya pasti berbeda. Itu semua sesuai dengan unen-unen atau
slogan yang dari dulu sampai sekarang masih dipercayai orang yaitu
Jodoh, Rejeki dan Kematian itu hanya Tuhan yang tahu. Namun demikian
para pujangga jaman dahulu membaca situasi yang demikian itu dengan
menerapkan ilmu titen atau kalau sekarang mungkin disebut logika .
Dengan ilmu titennya itu mereka dapat menuliskan hal-hal yang berkenaan
dengan watak dan keberuntungan itu dalam sebuah buku yang saat ini orang
menyebutnya dengan primbon.