Agama Hindu
Di Dalam Kitabnya Bercerita Tentang Nabi Nuh AS Dan Nabi Muhammad SAW
Sebuah artikel menarik di tulis oleh
Zubair Zafar Khan dari Department of Islamic Studies, Aligarh Muslim University
(AMU), India. Beliau mengajukan hasil penelitian terhadap ayat-ayat yang
terdapat dalam kitab suci agama Hindu dan hasilnya cukup mengejutkan
karena terdapat kaitannya dengan nabi Nuh dan nabi Muhammad. Nabi Nuh sendiri
juga di akui keberadaannya oleh agama Yahudi maupun Kristen.
Tulisan di bawah ini di sadur dari
artikel aslinya yang berjudul “Exploring Islamic Ideals in Hindu
Religious Texts”. Yang di terbitkan oleh jurnal Internasional bernama
Journal of Humanity & Islam.
Pendahuluan
Al Qur’an telah memberitahu kita
bahwa Allah akan mengutus nabi untuk setiap bangsa dari berbagai generasi.
"Sesungguhnya, Kami mengutus
kamu dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun, melainkan telah ada padanya
seorang pemberi peringatan." (QS.35:24)
"Dan sesungguhnya, Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja),
dan jauhilah Thaghut itu', maka di antara umat itu, ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi, dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS.16:36)
Dari ayat di atas kita dapat
mengetahui bahwa setiap bangsa telah di utus nabi dan rasul bagi mereka.
Beberapa nama nabi dan bangsa di mana mereka di utus telah di sebutkan dalam Al
Qur’an seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan bangsa-bangsa seperti A’ad,
Tsamud, Saba’, kaum Luth, muslim, Yahudi, Kristen, Shabiin dan lain-lain. Hindu
adalah agama ke-tiga terbesar setelah Kristen dan Islam dan menurut para ahli
adalah agama yang tertua. Berdasarkan ayat di atas, seorang rasul atau utusan
Allah kemungkinan besar telah di utus pula kepada bangsa India. Meskipun umat
Hindu yang kita kenal saat ini tidak mengklaim adanya seorang nabi yang di utus
tapi mereka percaya bahwa kitab Veda adalah kitab suci yang di wahyukan
dari Tuhan. Dengan menggunakan kitab-kitab agama Hindu dan hasil penelitian
dari para ahli agama Hindu, tulisan ini berusaha untuk mendiskusikan ayat-ayat
dari kitab suci agama Hindu dan hubungannya dengan Islam. Tulisan ini juga
mencoba menelusuri siapa sebenarnya nabi dari umat Hindu, nubuatan kedatangan
nabi Muhammad, dan akidah tauhid yang tersembunyi dalam kitab-kitab suci Hindu
serta kesesuaiannya dengan Islam. Namun sebelum melangkah lebih lanjut,
kita perlu mengenal dulu tentang agama Hindu dan kitab-kitab sucinya
Agama Hindu
Agama Hindu termasuk agama yang
memiliki jumah pengikut banyak di Asia Selatan (Guenon, 1921, 74-78). Agama ini
tidak memiliki pendiri tunggal, sistem teologi yang spesifik, sistem moralitas
tunggal, atau satu organisasi pusat keagamaan (Osborne, 2005, 9). Agama Hindu
adalah campuran dari ribuan kelompok keagamaan yang telah berkembang dan
berevolusi di India sejak 1500 tahun sebelum Masehi. Inilah sebabnya
kenapa agama Hindu di anggap sebagai agama tertua yang terorganisir di dunia.
Secara demografi, Agama Hindu adalah yang terbesar ketiga setelah Kristen dan
Islam. Dengan populasi sekitar 1 milyar di India, 23 juta di Nepal, 14 juta di
Bangladesh, dan 3.3 juta di Indonesia.
Etimologi
Nama asli agama Hindu bukanlah
Hindu. Kata Hindu lebih merujuk pada daerah geografis, yaitu oleh orang-orang
Persia untuk menyebut orang-orang yang tinggal di seberang sungai Sindhus
(Indus) (Naik, 2007, 13). Sungai Sindhu juga di sebutkan di kitab Rig-Veda
(Naik, 2007, 25). Penggunaan kata Hindu kemudian di populerkan oleh orang-orang
Arab dengan nama Hindi, yaitu orang-orang yang tinggal di seberang Sungai Indus
(Thapar, 1993, 77). Pada abad ke-13 M, nama Hindustan (India) muncul dan juga
popular sebagai nama untuk India, yang berarti tanah Hindu. (Platts, 1884,
Dictionary). Awalnya, Hindu adalah kata umum yang di pakai unutk menyebut
penduduk yang tinggal di anak benua India tanpa memandang agamannya. Jawaharlal
Nehru dalam bukunya “Discovery of india”, menulis bahwa kata Hindu dapat di
lacak sampai pada abad 8 M, yang mana berarti orang-orang dan bukan penganut
suatu agama tertentu. Penggunaan kata Hindu untuk merujuk suatu agama barulah
muncul di akhir-akhir ini saja (Nehru, 2000, 74-75).
Adalah sekitar akhir abad 18 M, para
pedagang Eropa menyebut Hindu untuk merujuk pada agama yang di peluk mayoritas
di India (Flood, 2001). Kata Hindu kemudian di gunakan oleh orang-orang
di India ketika mereka mulai membentuk identitas kebangsaan, sosial dan kebudayaan
melawan kolonialisasi bangsa Eropa di anak benua India (Flood, 2001). Jadi,
pertanyaannya adalah apakah nama yang sebenarnya untuk agama Hindu? Berdasarkan
kitab suci agama Hindu, nama yang sebenarnya dari agama Hindu adalah Sanatana
Dharma. Kata ini muncul salah satu kitab Kuno Manusmrti:
“Satyam bruyatpriyam bruyanna
bruyatsatyamapriyam. Priyam cha nanrtam bruyadesa dharmah sanatanah (Manusmrti: 4-138)
(Artinya: Berbicaralah yang benar,
berbicaralah yang benar dengan baik. Jangan berbicara yang benar untuk menipu.
Jangan berbicara bohong untuk menyenangkan orang atau membujuk orang. Inilah
kualitas dari dharma yang abadi)
Dan dalam Bhagavata Purana:
At the end of each cycle of four
Yugas (Satyug, Treta, Dwapar, and Kalyug), the Rishis, through their
asceticism, saw the collections of srutis swallowed up by time, after which the
eternal dharma (was re-established).
(Artinya: Pada setiap akhir
putaran 4 Yuga (Satyug, Treta, Dwapar, dan Kalyug), para Resi, melalui
pertapaan mereka, melihat kumpulan sruti (kitab Wahyu) di
telan oleh waktu, setelah itu darma yang abadi di kukuhkan kembali)
Bahasa sanskerta Sanatana Dharma
adalah Sanatana + Dharma. Sanatana adalah terus menerus dari awal sampai akhir,
dan Dharma bermakna Agama. Sehingga Sanatana Dharma adalah agama yang terus
menerus dari awal sampai akhir. Padanan kata dalam Al Qur’an adalah “Dinul
Qayyimah” (QS: 98:5). Sesuai Al Qur’an, Islam bukanlah agama baru yang di
dirikan oleh Nabi Muhammad SAW, tapi merupakan agama yang lurus bermula dari Adam
dan seterusnya sampai akhir (hari kiamat). Semua utusan dari berbagai masa dan
bangsa membawa ajaran agama yang sama dan ajaran pamungkas, sempurna serta
terakhir adalah yang di bawa nabi Muhammad SAW. Sehingga, kita bisa menyebut
Sanatan Dharma adalah versi yang lama dari Islam.
Kitab Veda (Weda)
Kitab Veda adalah kitab yang tertua
dalam literatur sanskerta (Radhakrisnhnan, 1957, 3) dan yang memiliki kedudukan
paling suci dari agama Hindu (Radhakrisnhnan, 1957, 3). Menurut tradisi, kitab
Veda adalah apauruseya (tidak di buat oleh manusia), di anggap
di turunkan langsung, oleh karenanya di sebut sruti (apa yang
di dengar / wahyu yang di turunkan). Meskipun ayat-ayat Veda di gunakan
dalam doa-doa dan ritual keagamaan tapi hanya sedikit sekali dari orang-orang,
yang bahkan berkasa tinggi dalam Hindu, diperbolehkan untuk membaca dan menulis
Veda.
Juga meskipun Veda merupakan kitab
tertinggi di bandingkan dengan kitab-kitab yang lain, tapi Veda memiliki sangat
sedikit kontribusi dalam kehidupan sehari-hari orang Hindu itu sendiri.
Beberapa Shloka (ayat) dari Veda biasa di bawakan dalam ritual keagamaan
seperti pernikahan, penguburan dan lain-lain. Masyarakat umum tidak di ijinkan
untuk membaca, menuliskannya atau bahkan menyentuh Veda. Mereka hanya
kadang-kadang di perbolehkan untuk melihat Veda. Rig-Ved, YajurVed, Samved dan
Atharvaved, mewakili berbagai shakha atau cabang ilmu keagamaan. Tergantung
dari cabangnya, komentar dan instruksi yang berbeda di berikan untuk
masing-masing Veda.
Rig-Ved berisi kumpulan mantra dan
doa-doa
Samved berisi terutama matra dan
doa-doa dari Rig-Ved, tapi di susun dalam urutan sesuai dengan ritual pensucian
Soma (Soma sacrifice)
Yajurved berisi petunjuk yang lengkap untuk
pelaksaaan ritual pensucian Soma
Atharvaved berisi mantra-mantra magis
melawan musuh, sihir, penyakit maupun kesalahan yang di buat selama proses
ritual pensucian Soma, juga kewajiban dan ajaran lainnya (Nikhilananda, 1990,
142)
Masing-masing dari 4 Veda tersebut
di bagi dalam dua bagian:
1. Mantra juga di sebut Samhita
adalah kumpulan doa-doa yang di gunakan dalam ritual pensucian
2. Bhramana (bukan dalam artian
kasta Brahmana) memuat aturan-aturan khusus untuk ritual pensucian, juga
tulisan komentar menerangkan makna dari mantra dan ritual (Nikhilananda, 1990,
142)
Upanishad
Upanishad adalah bagian dari sruti Hindu,
kitab suci ini terutama membicarakan tentang filosofi dan konsep ketuhanan,
juga berisi transkrip dari berbagai diskusi. Ada 220 buku yang membentuk
Upanishad, meskipun demikian hanya 13 yang di terima secara mayoritas oleh
semua kelompok dalam agama Hindu. Kitab ini juga memuat komentar tentang veda
di sebut Vednta. Upanishad di akui oleh banyak sarjana dan filsof sebagai kitab
yang bagus dan penuh dengan pesan filosofis.
Kitab suci agama Hindu yang terkemudian (Post-Vedic)
Kitab yang muncul belakangan di
sebut Smriti. Termasuk di dalamnya Itihasas (epik
Ramayana, Mahabharata), Purana, Agama, Dharsanas, Bhagwad Gita, dll
Bhagawad Gita
Umat Hindu meyakini bahwa banyak
kitab kuno mereka merupakan wahyu dari Tuhan, tapi dari semuanya
Bhagawad Gita adalah yang paling penting dan paling di akui mayoritas. Bhagawad
Gita berarti nyanyian Tuhan. Di ucapkan oleh Raja Krishna di padang Kurukshetra
kepada Arjuna. Bhagawad Gita adalah kitab yang sangat di hormati oleh umat
Hindu sampai saat ini
Purana
Purana adalah kitab yang berisi
kumpulan cerita/alegori dan kisah-kisah keagamaan yang menceritakan tentang
kebenaran, kisah kehidupan dari dewa/dewi dalam agama Hindu, sertakisah-kisah
zaman dulu. Delapan belas di antaranya di sebut Mahapurana (Great
Puranas).
Note: Hal yang mengagumkan adalah
bahwa semua kitab ini, yang akan kita bicarakan di tulisan ini, menurut
keyakinan umat Hindu lebih dulu di tulis sebelum Al Qur’an dan nabi
Muhammad
Siapakah Nabi umat Hindu?
Umat Hindu tidak mengklaim seorang
nabi utusan dengan nama tertentu tapi mereka percaya bahwa kitab Veda adalah wahyu Tuhan. Meskipun
demikian, sebuah penelitian modern menyatakan bahwa Nabi Nuh sebenarnya
adalah nabi mereka. Berikut di bawah adalah beberapa bukti yang mendukung:
1. Menurut agama Hindu, kitab Veda
di turunkan kepada beberapa Rishis (orang suci dalam agama
Hindu) dan Rhisikas (untuk menyebut Rishi perempuan)
pada jaman dahulu kala. Keterangan seperti ini tentunya masih terlalu umum bila
kita bandingkan dengan sejarah turunnya kitab-kitab suci yang lain. Jika kita
menganggap Veda adalah kitab suci yang di turunkan dari Tuhan tentunya harus
ada nama dari seorang nabi utusan Tuhan yang mana kitab Veda ini di turunkan.
Jika kita simak semua kitab suci yang lain pasti di ketahui nama nabi atau
utusan Tuhan tersebut, misal kitab Zabur kepada nabi Dawud, Taurat kepada nabi
Musa, Injil kepada nabi Isa, dan Al Qur’an kepada nabi Muhammad. Tak satupun
dari kitab-kitab suci tersebut di turunkan kepada lebih dari satu orang. Kemungkinan
besar mereka (umat Hindu) lupa nama nabi mereka seiring dengan berjalannya
waktu dan kemudian menyatakan bahwa Veda di turunkan dari Tuhan kepada Rishis dan Rishikas
2. Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa
Rasulullah SAW bersabda: Pada hari kiamat nanti Nuh di panggil oleh Allah, dan
ia menjawab, “Aku penuhi panggilan-Mu, wahai Rabbku.” Allah bertanya, “Apakah
engakau telah menyampaikan wahyu?” Nuh menjawab, ”Benar, aku telah menyampaikan
wahyu.” Allah bertanya pada umatnya, “Apakah Nuh telah menyampaikan wahyu
kepada kalian?” Mereka menjawab, “Tidak ada seorang utusanpun yang datang
kepada kami.” Allah bertanya kepada Nuh, “Siapakah yang menyaksikan bahwa
engkau telah menyampaikan wahyu?” Nuh menjawab,” Muhammad dan umatnya.” Maka,
kalian akan bersaksi bahwa Nuh telah menyampaikan wahyu. Itulah maksud
dari firman Allah: Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian (umat Islam)
sebagai umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian (QS.
Al-Baqarah (2): 143) [HR. Bukhari]. Dalam hadits ini bangsa Nabi Nuh telah lupa
nabi mereka dan menolak nabi Nuh pada hari kiamat. Jika kita menganalisa
nabi-nabi dan bangsa mereka, saat ini kita tahu bahwa semua bangsa telah mengenal
nabi mereka. Umat Yahudi mengenal nabi Musa sebagi nabi mereka, umat Kristen
mengenal Yesus dan umat muslim mengenal Muhammad sebagai nabi mereka. Hanya
umat Hindu yang tidak mengetahui nama nabi mereka kendatipun mereka mengklaim
bahwa mereka mempunyai kitab suci yang di turunkan dari Tuhan. Oleh karenanya
kita dapat mengatakan bahwa kemungkinan nabi umat Hindu adalah nabi Nuh, tapi
mereka lupa dan menolak Nuh di hari kiamat.
3. Dalam kitab suci Hindu, nama nabi
Nuh adalah Manu. Dalam berbagai tradisi Hindu, Manu adalah nenek
moyang umat manusia dan juga raja yang paling pertama memerintah di bumi, yang
menyelamatkan manusia dari sebuah banjir besar
Dalam kitab Mahabharata tertulis:
“And Manu was imbued with great wisdom and devoted to virtue. In addition, he
became the progenitor of a line. Moreover, in Manu’s race have been born all
human beings, who have therefore, been called Manavas (human beings)
(Mahabharata Book 1: Adi Parva: Sambhava parva: Section LXXV)
(Artinya: “Dan Manu di
anugerahi dengan kebijaksaan yang besar dan di tujukan kepada kebajikan. Lagi
pula dia menjadi nenek moyang dari semua garis keturunan. Terlebih lagi, dari
ras Manu telah lahir semua manusia, yang oleh karenanya di sebut Manavas.)
(Mahabharata Book 1: Adi Parva:
Sambhava parva: Section LXXV)
Sesuai dengan Islam, seluruh dunia
telah hancur dan mati karena banjir besar kecuali yang bersama nabi Nuh dalam
kapal. Setelah banjir besar tersebut, generasi baru manusia di turunkan hanya
oleh nabi Nuh. Beberapa sumber yang lemah menyebutkan bahwa tak satupun dari
orang-orang yang bersama Nuh menurunkan keturunan kecuali Nuh. Itulah sebabnya
nabi Nuh di juluki sebagai Adam-e-Thani (Adam kedua). Karena inilah nabi Nuh di
juluki nenek moyang umat manusia di kitab Veda
4. Penggambaran tentang nabi Nuh di
temukan hampir di semua kitab suci agama Hindu dan membicarakannya lebih banyak
dari kitab suci yang yang lain. Ada 75 tempat yang mana nabi Nuh di bicarakan
dalam kitab Veda
5. Bukti yang penting bahwa Manu
adalah nabi umat Hindu terdapat di kitab Manusmriti, sebuah kita
yang di sucikan oleh umat Hindu. Manusmrti juga di kenal
dengan nama Manava-Dharmasastra, sebuah karya paling penting dan
paling awal dari Dharmasastra sebagai tradisi tulisan dalam agama Hindu (Flood,
1996, 56) and (Patrick, 2005, 142). Dalam bahasa Inggris bisa di artikan “Laws
of Manu”. Tulisan dalam kitab tersebut mengindikasikan ajaran yang di berikan
langsung oleh Manu, nenek moyang umat manusia, kepada sekelompok Rishi yang
memohon kepadanya untuk di ajarkan kepada mereka
tentang Hukum-hukum manusia
6. Seorang Orientalis A.J.A Dubious,
yang telah mempelajari agama Hindu selama 40 tahun menyatakan dalam hasil
studinya: “Ada seorang yang amat di hormati di kalangan umat Hindu yang mana
dia di sebut Mahanuvu. Dia selamat dari banjir besar dengan
perahunya besama tujuh orang Rishi bersamanya. Mahanuvu adalah
kombinasi 2 kata yaitu Maha+Nuvu. Maha berarti
besar dan Nuvu tidak di ragukan lagi adalah nabi Nuh (Dubois,
1986, 132)
7. Di tempat lain Dubois menulis,
“Menurutku tidak ada agama yang lain yang begitu detil kepada nabi Nuh dan
banjir besar pada masanya sebagaimana kitab suci agama Hindu membicarakannya.
Dan di banyak hal mirip dengan kisah Nuh di kitab perjanjian lama. Yang
mengejutkan adalah kita telah menerima informasi ini dari umat Hindu yang
mengklaim agama mereka adalah agama yang tertua di muka bumi (Dubois, 1986,
97-98). Ini artinya umat Hindu adalah umat pertama yang mengenal nabi Nuh dan
kemungkinan besar Nuh adalah nabi mereka.
8. Dalam agama Hindu, periode umat
manusia di bagi menjadi emapt Yuga (era). Era saat ini di sebut Kalyug. Kalyug
di mulai dari banjir besar masa nabi nuh. Dalam kitab suci agama hindu, banjir
ini di sebut dengan Jal Parlyawan.
9. Bukti yang terakhir. Kebanyakan
agama besar yang mengikuti seorang nabi menggunakan kalender yang di mulai dari
waktu atau masa nabi mereka. Contohnya umat Kristen menghitung penanggalan
mereka dari era masa Kristen awal yaitu waktu wafatnya Yesus Kristus. Dan kaum
muslim menghitung penanggalan mereka dari Hijrah (yaitu waktu hijrah nabi
Muhammad ke Madinah). Demikain juga, penanggalan Penchang yang
di gunakan oleh umat Hindu di mulai dari banjir besar nabi Nuh (Dubois, 1986,
416-17)
Nabi Muhammad SAW telah di beritakan
dalam kitab suci yang terdahulu
Allah telah menubuatkan dalam setiap
kitab suci tentang kedatangan nabi Muhammad. Hanya saja dengan berlalunya
waktu, interpretasi dan perubahan yang di lakukan manusia
terhadap kitab sucinya, entah sengaja ataupun tidak, telah mengaburkan
kebenaran ini.
Dan (ingatlah), ketika Allah
mengambil perjanjian dari para nabi: 'Sungguh, apa saja yang Aku berikan
kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang
membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan bersungguh-sungguh beriman
kepadanya dan menolongnya'. Allah berfirman: 'Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu'. Mereka menjawab: 'Kami mengakui'.
Allah berfirman: 'Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi
saksi (pula) bersama kamu'." Barangsiapa yang berpaling, sesudah itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik."(QS 3:81-82)
Dari ayat di atas telah jelas bahwa
semau kitab suci terdahulu mengabarkan tentang kedatangan nabi terakhir utusan
Allah (yaitu nabi Muhammad). Sebagaimana di bicarakan sebelumnya bahwa sesuai
klaim umat Hindu bahwa Veda adalah kitab suci yang di turunkan dari Tuhan. Oleh
karenanya sesuai dengan ayat Qur’an di atas kitab Veda harusnya
memuat kedatangan nabi Muhammad SAW. Sekarang kita akan mendiskusikan beberapa
dari nubuatan tersebut di bawah.
Narashan dan Muhammad SAW
Kedatangan nabi Muhammad SAW di
nubuatkan dalam semua kitab suci. Sebagai contoh, di perjanjian baru, nabi
Muhammad di sebut dengan kata Paraclete yang berarti “yang terpuji”. (Tariq,
1989, 130). Demikian juga, kata Narashan dalam kitab Veda memiliki arti nama
yang sama. Narashan dapat di pisah menjadi dua Nar + Ashan. Nar berarti
laki-laki dan Ashan berarti “yang terpuji”. Sehingga Narashan dapat di artikan
“laki-laki yang terpuji”. Ini sama dengan arti kata Muhammad yang dalam bahasa
arab berarti “yang terpuji”. Menurut Swami Dayanand Saraswati, seorang sarjana
ahli agama Hindu, arti kata yang sebenarnya dari Narashan adalah “yang terpuji”
(Rig-Ved hindi translation, 1991, 25)
Dr. Ved Parkash Upadhyaya
mengatakan, “kata Narashan tidak dapat di tujukan kepada Devta atau Tuhan.
Karena kata laki-laki jelas menunjukkan bahwa dia adalah seorang manusia dan
bukan sesuatu yang supernatural (bukan manusia)
Narashan di berbagai tempat di kitab
suci Hindu
Rig-Ved adalah kitab Veda yang
tertua. Dalam Rig-Ved shloka (ayat) no: 1/13/3, 1/18/9, 1/106/4, 2/3/2, 7/2/2,
10/64/3, 10/124/2. Dalam SamVed ayat no 1319 dan dalam Vajasaneyi Sahit bab
ke-27 dan 28, kata Narashan di sebutkan. Berdasarkan sumber yang lain,
Narashan di sebutkan di 16 tempat di Rig-Ved, 10 tempat di Yajurved, 4 tempat
di Atharved dan 1 tempat di Samved
Sebagai tambahan dari nubuatan
tentang sifatnya dan kehidupannya, Ibrahim, Kabah, Bakkah (Makkah) dan Arabia,
Mahamad, Mamah dan Ahmad juga di sebutkan. Nama Mahamad muncul di kitab Purana,
Mamah di Kuntap Sukt (dalam Atharva Ved), Ahmad di dalam Samved dan Narashan di
dalam Rig-ved
Beberapa Shloka (ayat) dalam Veda di
mana Narashan di sebutkan adalah sebagai berikut:
1. O beloved Narashans! Sweet
spoken, performer of sacrifices, I honored your sacrifice (Wahai Narashan yang
tercinta! Bertutur kata manis, pensuci jiwa, aku mengharapkan pensucianmu)
(Rig-Ved: 3/13/1)
2. I saw Narashans in heaven, most
courageous and famous like all messengers (Aku melihat Narashan di surga, yang
paling pemberani dan paling terkenal seperti semua utusan Tuhan) (Rig-Ved: 9/18/01)
3. “O people! Listen to these words
with reverence. A very praise-worthy person will appear among the people. He
will protect him from 60090 enemies. His means of transport would be 20 camels.
His name will soar high and then return. This great Rishi will have 100 gold
coins, 10 pearl necklaces, 300 Arab horses and 10,000 cows.” (Wahai manusia!
Dengarkan kata-kata ini dengan penuh penghormatan. Seorang “yang terpuji” akan
muncul di antara kalian. Dia (Tuhan) akan melindungi dirinya dari 60090 musuh.
Kendaraannya adalah 20 unta. Namanya akan naik tinggi dan kemudian kembali.
Resi besar ini akan memiliki 10 koin emas, 10 kalung permata, 300 kuda
arab dan 10 ribu kerbau.”) (Atharva Ved Kantam, 20-127, 70-1-3)
Di sini banyak ciri dari nabi
Muhammad SAW telah di sebutkan. Rishi yang di janjikan di
sebut “yang terpuji”. Kata Muhammad sendiri bermakna “yang terpuji”. Dia dan
sahabatnya menggunakan unta sebagai media transportasi, sementara para Rishi di
India, mengendarai unta adalah di larang. (Manusmrithi, 5: 8). Ketika nabi
Muhammad SAW muncul di Arabia, populasi bangsa Arab sekitar 60.000 penduduk.
Seluruh populasi menjadi penentang dan musuhnya. Tuhan kemudian menolong dan
melindunginya dari musuh-musuhnya. Sebagaimana Al Qur’an, “Dan Allah
memelihara kamu dari (gangguan) manusia (QS: 5:68)
Naik tinggi dan kemudian kembali
merujuk pada perjalanan Isra’ dan Mi’raj. 100 koin emas merujuk pada sahabatnya
yang bermigrasi dalam dua tahap ke Abyssinia. 10 kalung emas adalah
Ashra-Mubashera, yaitu 10 sahabat yang di beri kabar gembira akan masuk surga.
Mereka adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Talha, Zubair, Abdur Rahman bin Auf,
Sa’ad bin Abi Waqqas, Sa’ad bin Zaid dan Abu Ubaidah. 300 kuda Arab adalah 300
sahabat yang ikut serta dalam perang Badar. Jumlah tepatnya sahabat nabi dalam
perang badar menurut sebagian ahli tafsir adalah 313. 10 ribu sapi menandakan
10 ribu pasukan perang ketika nabi menaklukkan Mekkah dan memasukinya.
4. “O people, remember that
Narashans will be praised and among his six thousand ninety enemies he will
migrate and spread peace. We will protect him. (“Wahai manusia, ingatlah
bahwa Narashan akan terpuji dan di antara dia ada enam ribu sembilan puluh
musuh, dia akan hijrah dan kedamaian tersebar. Kami akan menjaganya.) (Rig-Ved,
5/27/1). Dalam ayat ini di sebutkan bahwa setelah migrasi (hijrah),
Narashan menjadi terlindungi dan ajarannya tersebar. Dalam sejarah Islam bahwa
setelah hijrah, nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya menjadi terlindungi dan
Islam menyebar luas dengan cepat.
Dalam ayat Rig-Ved no 1/117/7, kata Mohanmadan di
sebutkan. Banyak cerita mitologi tekait dengan kata ini. Menurut beberapa ahli
mereka adalah dua saudara Mohan dan Madan, beberapa ahli yang lain menyebut
sebagai Prabu Krishna. Tapi penelitian mutakhir berkaitan dengan kata ini
menunjukkan hasil yang mengejutkan. Dalam bahasa sanskerta kata “an” adalah
tambahan pada sebuah akhir kata. Pertama kita memisahkan kata menjadi Mohan +
Madan. Hilangkan tambahan “an” di akhir setiap kata dan kemudian di gabungkan
lagi sehingga menjadi Moh+Mad = Mohmad. Ini adalah nama rahasia dari nabi
Muhammad dalam Rig-Veda (Tariq, 1989, 172)
Purana
Purana adalah kitab yang di sucikan
oleh umat Hindu setelah kitab Veda. Meskipun mereka tidak mengklaim bahwa
itu adalah firman Tuhan yang di wahyukan, tapi Purana di tulis sebagai
interpretasi atau tafsir dari kitab Veda.
Dalam Bhavishya Purana tertulis.” A
Malechha spiritual teacher (Acharya) with his companions. His name will be
Mahamad. Raja Bhoj after giving this Mahadev Arab (of angelic disposition) a
bath in the ‘Panchgavya’ and Ganges water, (purging him of all sins) offered
him the presents of the sincere devotion and showing him all reverence said,
“I make obeisance to thee.’ ‘O Ye! The pride of mankind, the dweller in
Arabia, Ye have collected a great force to kill the Devil and you yourself have
been protected from the malechha opponents (idol worshipers, pagans).’ ‘O Ye!
The image of the Most Pious God the biggest Lord, I am a slave to thee, take me
as one lying on thy feet” (Bhavishya Purana, Prati Sarag Parv III, 3:3:5-8)
(Artinya: “Seorang malechha
(seorang dari negeri asing dan berbicara bahasa asing) guru spiritual (agama)
akan muncul bersama sahabat-sahabatnya, Namanya adalah Mahamad. Raja Bhoj
setelah malaikat memberikan dia (yaitu mahadev Arab) sebuah pensucian di
‘Panchgavya’ dan air suci Gangga (mensucikan dia dari semua dosa) memberi dia
pengabdian yang tulus dan menunjukkan segala penghormatan, berkata, “Saya taat
padamu.’ ‘Wahai engkau! Kebanggaan manusia, penghuni gurun berpasir Arabia.
Engkau telah mengumpulkan kekuatan yang besar untuk membunuh setan dan engkau
sendiri telah di lindungi dari musuh-musuhmu (kaum kafir penyembah berhala).
Wahai engkau bayangan dari Tuhan yang Maha Suci dan Maha Besar, aku adalah
budakmu, ambilah aku sebagi seorang yang bersimpuh di kakimu.”)
(Bhavishya Purana, Prati Sarag Parv
III, 3:3:5-8)
(yang di beri kotak adalah teks
dalam tulisan sanskerta yang menunjukkan kata Mahamad)
Dalam nubuatan ini, fakta tentang
nabi Muhammad SAW telah di sebutkan:
1. Nama Acharya (pemimpin agama)
adalah Mahamad (Muhammad SAW)
2. Dia berdiam di Marusthal (gurun,
Arabia)
3. Dia memiliki sahabat (yang
berjuang menegakkan Islam dari awal)
4. Sungai Gangga bermakna air suci.
Ini adalah mukjizat dari nabi Muhammad SAW bahwa dia di sucikan hatinya dengan
di belah dadanya oleh malaikat kemudian hatinya di bersihkan dengan air Zam-Zam
ketika masih anak-anak. Dalam sejarah Islam ini di sebut Shaq-i-Sadar.
(Malechha bermakna orang asing
dengan bahasa asing. Pada saat ini kata ini juga di pakai untuk mengartikan
orang yang tidak bersih tergantung kepada siapa kata ini di nisbatkan dalam
kerangka apa pembicaraannya. Sebagai contoh kasus Sir Wiliam Jones kesulitan
ketika mencari seorang guru (Pundit) untuk mengajarinya bahasa sanskerta karena
menurut Pundit dia adalah seorang malechha (orang asing dan di anggap tidak
bersih). Hanya setelah ada intervensi dari Maharaja Shiv Chandra kemudian
Pundit Ram Lochna setuju untuk mengajari bahasa sanskerta)
Raja Bhoj merujuk pada Raja Hindu
Chakrawati Farma yang memeluk Islam setelah melihat bulan terbelah. Peristiwa
ini adalah mukjizat dari nabi Muhammad SAW ketika orang-orang Quraisy
memintanya. Ada tradisi kuno di Malabar, pantai barat daya India, bahwa
Chakrawati Farma, salah satu dari raja mereka telah meilhat bulan terbelah dan
mengetahui (dari para pengembara & pedagang) bahwa itu adalah salah satu
tanda dari mukjizat seorang nabi di Makkah. Sang raja mengetahui bahwa ada
nubuat akan kedatangan utusan Tuhan dari tanah Arabia, kemudian dia menunjuk
puteranya sebagai pemimpin sementara di kerajaannya dan dia sendiri pergi ke
tanah Arab untuk menemui nabi Muhammad. Di masuk Islam di tangan nabi Muhammad
dan ketika dalam perjalanan pulang dia meninggal di daerah tepi laut Zafar,
Yaman. Dimana di kenal sebagai makam raja India yang banyak di ziarahi sejak
dulu (Zahoor A, Chakrawati Farmas King of Malabar India)
Nubuatan lain dari Bhavisya Puran
tertulis, “The malechhas have spoiled the well-known land of the Arabs. Arya
Dharma is not to be found in that country. Earlier also there appeared a
misguided fiend whom I have killed [note: e.g., Abhraha Al-Ashram, the
Abyssinian viceroy of Yemen, who attacked Mecca]; he has now again appeared
being sent by powerful enemy. To show these enemies the right path to give them
guidance the well-kown mahamad (Mohammad), whom I have given the epithet of
Brahma is busy in bringing the Pishachas to the right path. O Raja! You need
not go to the land of foolish Pishachas; you will be purified through my
kindness even where you are. At night, he of the angelic disposition, the
shrewd man, in the guise of a Pishacha said to Raja Bhoj, “O Raja! Your Arya
Dharma has been made to prevail over all religions, but according to the
commandments of ‘Ashwar Parmatma (God, Supreme Spirit), I shall enforce the
strong creed of the meat-eaters. My follower will be a man circumcised, without
tail (on his head), keeping beard, creating a revolution, announcing for prayer
and will be eating all lawful things. He will eat all sort of animal except
swine. They will not seek purification from the holy shrubs, but will be
purified through warfare. Because of their fighting the irreligious nations, they
will be known as Musalay (Muslims). I shall be the originator of this religion
of the meat-eating nation. (Bhavisya Purana, Pratisarg Parv III, 3:3: 10-27)
(Artinya: Malechha (orang asing
yang jahat) telah membakar tanah Arabia. Arya Dharma tidak di temukan di negeri
itu. Sebelumnya juga telah ada manusia sesat yang telah aku bunuh (Abrahah,
penguasa Yaman yang menyerang Ka’bah dan kemudian dia beserta tentaranya di
hancurkan oleh Allah), sekarang manusia yang sama sesatnya telah muncul lagi di
kirim oleh musuh yang kuat. Untuk menunjukkan kepada musuh ini jalan yang benar
dan memberi mereka petunjuk, Mahamad (nabi Muhammad SAW) yang terkenal, yang
telah aku beri kata-kata Brahma sekarang sibuk membawa Pishachas (orang-orang
Arab jahiliyah) ke jalan yang benar. Wahai Raja! Kamu tidak perlu pergi ke
tanah orang-orang jahiliyah; kamu akan di sucikan melalui kebaikanku bahkan di
manapun kamu berada. Pada waktu malam, dia yang berkekuatan malaikat, orang
yang bijaksana, dalam pakaian orang Pishacha berkata kepada
Raja bhoj, “Wahai Raja! Arya Dhrama-mu telah di buat mengungguli semua agama,
tapi sesuai dengan perintah dari Ashwar Parmatma (Tuhan), aku harus menegakkan
pengakuan iman yang kuat dari para kaum pemakan daging (non-vegetarian).
Pengikutku adalah para laki-laki yang bersunat, tanpa kuncir di kepalanya,
memelihara jenggot, menciptakan perubahan, menyuarakan adzan sebagi panggilan
berdoa (shalat) dan akan makan semua makanan yang halal. Dia akan makan hewan
sembelihan kecuali babi (babi di haramkan untuk mereka). Mereka tidak mencari
pensucian dengan “rumput yang suci”, tapi di sucikan melalui peperangan
(Jihad). Karena peperangan mereka akan melawan orang-orang yang tidak beragama,
mereka akan di kenal sebagai Musalay (Muslim). Aku akan menjadi pendiri dari
agama kaum pemakan daging ini (kaum non-vegetarian). (Bhavisya Purana,
Pratisarg Parv III, 3:3: 10-27)
Juga dalam Sangram Purana tertulis,
“Tulsidas said, without any bias I am saying here the notions of Vedas, Puranas
and true saints. In the seventh vikrame century he will be born with four suns.
With love and force he will turn down every one. He will have four devtas (four
early caliphs). With the help of these four devtas his follower will increase
rapidly. Till the beautiful words (Qur’an) remain on earth, no one can achieve
properity with the following Mahamad (Muhammad SAW). Then no one will bear like
him (he will be the last Phrophet). His (Tulsidas) statement will prove one day
(Sangram Purana, iskand 12, kand 6)
(Artinya: Tulsida mengatakan, “Tanpa
ada penyimpangan aku mengatakan di sini nubuatan dari Veda, Purana dan
orang-orang suci yang benar. Dalam abad ke-tujuh vikrame dia akan lahir dengan
empat matahari. Dengan cinta dan kekuatan dia akan mengalahakan siapapun. Dia
akan memiliki 4 kalifah (sesudahnya). Dengan bantuan 4 kalifah tersebut,
pengikutnya akan bertambah dengan cepat. Sampai kata-kata yang indah (Qur’an)
berdiam di muka bumi, tidak seorang pun dapat mencapai kemakmuran sebagaimana
Mahamad (Muhammad SAW). Tidak ada seorangpun yang akan seperti dia lagi (dia
akan menjadi nabi terakhir). Pernyataan dia (Tulsida) akan terbukti suatu hari (Sangram
Purana, iskand 12, kand 6)
Upanishad
Dalam Upanishad juga terdapat nubuat
yang jelas tentang kedatangan nabi Muhammad SAW, sebagai berikut:
The name of Lord is Allah. He is
friendly and almighty. He is the creator of the whole Universe. O friends!
Consider Allah as your lord. He is friendly and helps everyone as friend. He is
most superior. He is greatest, best, almighty and most pious. Muhammad is the
utmost messenger of Allah. Allah is the sustainer of the whole Uneverse. All
pious works are attributed to him. In fact, he is the creator of Sun, Moon and
Stars (Allo Upanishad: 1, 2, 3)
(Artinya: Nama Dzat itu adalah
Allah. Dia Baik dan Maha Kuasa. Dia adalah pencipta seluruh alam semsta. Wahai
sahabat! Pertimbangkanlah Allah sebagi Tuhanmu. Dia baik dan menolong siapapun
sebgai seorang teman. Dia Mahatinggi. Dia Maha Besar, Maha Sempurna, Maha Kuasa
dan Maha Suci. Muhammad adalah utusan Allah. Allah adalah pemelihara seluruh
alam semesta. Bagi Allah adalah semua perbuatan mulia. Dia adalah pencipta
matahari, bulan dan bintang-bintang (Allo Upanishad: 1, 2, 3)
Mirip juga di tempat yang lain dalam
Allo Upanishad (bagian ke-15 dari 220 Upanishad) di katakan bahwa Allah adalah
pencipta alam semesta dan Muhammad adalah utusannya.
Kalki Autar dan nabi Muhammad
Kalki Autar adalah seorang pemimpin
spiritual atau pemimpin agama yang di janjikan dan tertulis dalam kitab Veda.
Dia adalah orang-orang yang di tunggu-tunggu oleh umat Hindu dan sifat-sifatnya
telah di sebutkan dalam kitab Veda. Dan semua sifat-sifatnya di temukan
pada diripada nabi Muhammad SAW. Banyak para sarjana dan ahli agama Hindu
menyadari dan menyatakannya. Salah satu dari mereka adalah seorang pendeta ahli
agama Hindu yang terkenal yaitu Pundit Vaid Parkash Upadhyay. Di secara
komprehensif membuktikan bahwa Kalki Autar tidak lain adalah nabi Muhammad
SAW (Upadhyay, www.themodernreligion.com)
Delapan pendeta besar besar Hindu,
yang merupakan para pakar di bidangnya dan peneliti di India, setelah melakukan
penetlitian terhadap buku yang di tulis oleh Pundit Vaid Parkash tentang Kalki
Autar bahwa itu merujuk kepada nabi Muhammad SAW, dan mereka telah
mengakui kebenaran dalam buku tersebut.
Sebagai argumen untuk membuktikan
bahwa riset dan penelitiannya adalah murni dan otentik, Pundit Vaid Parkash
memberikan beberapa bukti dan alasan sebagai berikut:
1. Kitab Veda menyebutkan bahwa
Kalki Autar akan menjadi utusan terakhir sebagai “prophet of bhagwan” (nabi
Allah)) untuk memberi petunjuk kepada seluruh dunia dan semua bangsa. Pundit
Parkash mengatakan bahwa kebenaran ini hanya terjadi pada nabi
Muhammad SAW (karena semua utusan Allah yang datang sebelumnya hanyalah untuk
bangsa mereka masing-masing)
2. Sesuai dengan nubuatan dalam
agama Hindu, Kalki Autar akan lahir di sebuah daratan Arabia, yang kita kenal
dengan nama Jazirah Arab.
3. Dalam kitab suci agama Hindu,
ayah dari Kalki Autar adalah Vishnu Bhagat dan ibunya bernama Sumaani.
Dalam bahasa snaskerta, Vishnu bermakna Allah dan Bhagat bermakna hamba. Vishnu
Bhagat dalah bahasa arab adalah Abdullah (hamba Allah). Sumaani dalam bahasa
sanskerta bermakna damai dan tenang, yang dalam bahasa arab adalah Aminah.
Sementara itu kita telah tahu bahwa ayah nabi Muhammad adalah Abdullah dan
ibunya adalah bernama Aminah.
4. Dalam kitab suci agama Hindu di
sebutkan bahwa Kalki Autar akan hidup di daerah yang banyak di tumbuhi pohon
zaitun dan pohon kurma, dan dia juga paling baik dan jujur tutur katanya (Kita
semua mengenal bahwa nabi Muhammad di juluki Al –Amin oleh kaumnya karena
kejujurannya bahkan semenjak belum di utus menjadi rasul). Dalam hal ini
Pundit Parkash menulis, “Kebenaran ini merujuk hanya kepada nabi
Muhammad.”
5. Kitab Veda menyebutkan bahwa
Kalki Autar akan lahir dari keturunan yang mulia dari kaumnya. Dan ini benar
merujuk pada nabi Muhammad yang mana di lahirkan dari kaum bangsawan Quraisy
yang di hormati dan berkedudukan tinggi
6. Kalki Autar akan di ajari di
dalam gua oleh Bhagwan (Allah) melalui perantaraan utusannya. Di ini juga benar
bahwa nabi Muhammmad ajari oleh malaikat utusan Allah yaitu Jibril dalam gua
Hira
7. Tertulis dalam kitab suci bahwa
orang-orang Hindu percaya bahwa Bhagwan akan memberikan Kalki Autar dengan kuda
tercepat dan akan menolong dia mengendarainya keliling dunia dan ke
langit ketujuh. Tunggangan Buroq selama Isra’ dan Mi’raj nabi Muhammad telah
membuktikan nubuatan ini.
8. Juga tertulis dalam kitab suci
agama Hindu bahwa Kalki Autar akan di perkuat dan di tolong oleh Bhagwan. Dan
kita tahu bahwa nabi Muhammad telah di tolong dan di perkuat oleh Allah melalui
tentara malaikat dalam perang Badar.
9. Kitab suci Hindu juga menyebutkan
bahwa Kalki Autar akan menjadi seorang yang ahli dalam menunggang kuda, memanah
dan pedang. Menurut Pundit Vaid Parkash ini menjadi pertimbangan yang penting
dan berharga. Dia menulis bahwa masa dari kuda, pedang dan tombak telah berlalu
ratusan tahun yang lalu, dan sekarang adalah masa modern dengan senjata
modern seperti tank, peluru kendali dan senapan. Oleh karenanya akan menjadi
tidak bijaksana menunggu Kalki Autar yang mahir bermain pedang dan panah pada
saat sekarang ini. Dalam kenyataannya, Kalki Autar yang tertulis dalam kitab
suci agama Hindu jelas merujuk pada diri nabi Muhammad SAW yang telah di beri
kitab suci Al Qur’an. Kalki Autar telah datang 14 abad yang lalu di jazirah
Arabia. Dia adalah Muhammad.
Ayat-ayat dalam kitab suci agama
Hindu yang mirip dengan Al Qur’an
No
|
Ayat dalam Kitab suci Hindu
|
Al Qur’an
|
1
|
“Ekam evadvitiyam”
“He is One only without a second”
“Dia adalah Esa tanpa ada yang
kedua”
(Chandogya Upanisha, 6:2:1)
|
"Katakanlah: 'Dialah Allah,
Yang Maha Esa'.” (Q.S. 112:1)
|
2
|
“Ma cid anyad vi sansata sakhayo
ma rishanyata”
“O friends, do not worship anybody but
Him, the Divine One. Praise Him alone.”
“Wahai teman, janganlah menyembah
sesuatupun selain Dia, Tuhan yang Esa. Pujilah hanya pada Dia”
(Rig-Ved 8:1:1)
|
Dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya." (Q.S. 18: 110)
|
3
|
“Devasya samituk parishtutih”
“Verily, great is the glory of the
Divine Creator”
“Maha besar kemuliaan bagi Tuhan
Pencipta”
(Rig-Ved 5:1:81)
|
"Segala puji bagi Allah, Rabb
semesta alam," (Q.S. 1:2)
|
4
|
“na casya kascij janita na
cadhipah”
“Of Him there neither parent nor
Lord”
“Bagi-Nya tidak ada orang tua
maupun raja”
(Svetasvatara Upanishad, 6:9)
|
"Dia tidak beranak, dan tiada
pula diperanakkan,” (Q.S. 112:3)
|
5
|
“Na tasya pratima asti”
“There is no likeness of Him”
“tidak ada sesuatupun yang seperti
Dia”
(Yajurved, 32:3) dan (Svetasvatara
Upanishad, 4:19)
|
“Tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan Dia” (Q.S. 42:11)
|
6
|
Na samdrse tihasti rupam asya, na
caksusa pasyati kas canainam”
His form is not to be seen; no one
sees him with the eye”
“Dzat-nya tidak dapat di lihat,
tidak seorangpun melihatnya dengan matanya”
(Svetasvatara Upanishad, 4:20)
|
Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata (Q.S. 6:103)
|
7
|
“Those whose intelligence has been
stolen by material desires surrender unto demigods and follow the particular
rules and regulation of worship according to their own natures“
“Mereka yang pemikirannya telah di
curi oleh keinginan materi menyerah pada dewa dan mengikuti aturan pemujaan
mengikuti keinginan mereka sendiri”
(Bhagavad Gita, 7:20)
|
Katakanlah: 'Sesungguhnya,
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)'. Dan sesungguhnya, jika
kamu mengikuti kemauan mereka, setelah pengetahuan datang kepadamu, maka
Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (Q.S. 2:120)
|
8
|
“Andhatama pravishanti ye
asambhuti mupaste”
“They enter darkness, those who
worship the natural element” (Air, water, fire, etc). “They sink deeper in
darkness, those who worship sambhuti(man made things; image, statue, idols,
etc.)
“Mereka masuk ke dalam kegelapan,
yaitu yang menyembah unsur-unsur alam (udara, air, api). Mereka tenggelam
lebih dalam di kegelapan, yaitu mereka yang menyembah “sambuthi” (sesuatu
yang di buat manusia; gambar, patung, berhala)
(Yajurved, 40:9)
|
“Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya, ia telah tersesat
sejauh-jauhnya." (Q.S. 4:116)
|
9
|
“Sages (learned Priests) call one
God by many names”
“Para orang bijaksana (ulama)
memanggil tuhan yang esa dengan banyak Nama”
(Rig-Ved, 1:164:46)
|
"Katakanlah: 'Serulah Allah
atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai
al asmaa-ul husna (nama-nama yang terbaik) (Q.S. 17:110)
|
10
|
The Brahma Sutra of Hinduism is:
“Ekam Brahm, dvitiya naste neh na
naste kinchan”
“There is only one God, not he
second; not at all, not at all, not in the least bit”
“Hanya ada satu tuhan, tidak ada
yang kedua, tidak ada sama sekali, tidak ada sama sekali”
|
La ilaha illa Allah wahdahu la
syarika lahu
(Tidak ada tuhan selain Allah,
tiada sekutu bagi-Nya)
|
Ankeni
“La ila harni papan, Illa lamba
param padam
Janam bekanth par ab hoti tu, jape
naam Muhammadam (Tariq,
1989, 182)
Translation: After saying, ‘La
llah’ sins destroyed. Saying ‘ll Allah’ uplifts
the status of man. If you want jannah forever, recite the name
of Muhammad.
Artinya: Setelah mengucapkan “La
Ilah” dosa terhapus. Mengucapkan “Il Allah” mengangkatderajat manusia.
Jika kamu ingin surga selamanya, ucapkan nama Muhammad.
Selama berabad-abad dalam agama
Hindu, mantra atau ayat di atas di ucapkan kepada orang yang sedang dalam
sakaratul maut menjelang kematiannya supaya di mudahkan proses kematiannya.
Selama berabad-abad pula mantra ini tersembunyi dari orang-orang biasa, hanya
para pendeta (Brahmana) mengetahui mantra ini dan hanya paa pendeta
yang memilki otoritas untuk mengucapkannya. Akhirnya, seorang purohit (pendeta
atau keluraga pendeta) mengungkapkannya kepada Raja Mughal Akbar
Mantra di atas hampir sama
dengan kalimat dalam syahadat Islam:
Laa ilaaha illallah Muhammad
Rasulullah
(Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah)
Kaum muslimin juga selalu
mengucapkan kalimat di atas ketika ada seseorang sedang sakaratul
maut, dengan harapan dia ikut dapat mengucapkannya dan mendapatkan khusnul
khotimah (akhir yang baik) serta di ampuni dosa-dosanya.
Kesimpulan
Agama Hindu memilki banyak sekali
patung dewa yang mereka sembah. Secara umum ada
sekitar 3.3 juta jenis patung dewa yang di sembah dalam agama Hindu. Meskipun
demikian, kitab Veda sebagai kitab yang di anggap paling suci dan paling
tua, sangat melarang penyembahan patung (berhala). Ajaran kitab Veda
adalah berlandaskan Tauhid dan moral yang baik. Meskipun dalam kitab Veda di
temukan ada beberapa hal yang tidak bersesuaian dengan Islam, hal ini di
karenakan seiring dengan berjalannya waktu kitab suci ini juga telah bercampur
baur dengan ajaran-ajaran yang lain. Selama ribuan tahun kitab Veda di
turunkan secara lisan dari generasi ke generasi sampai akhirnya seorang ahli
berkebangasaan Jerman, Max Muller,menyusun dalam bentuk tertulis di tahun
1874. Oleh karenanya, tercemarnya ajaran asli tidak dapat di hindarkan. Tapi
studi perbandingan antara kitab Al Qur’an dan kitab Veda menunjukkan bahwa
esensi dari dua kitab suci tersebut bisa di katakan dekat atau mirip. Meskipun
kita tidak bisa mengatakan bahwa keseluruhan tulisan dalam kitab Veda masih asli wahyu
Tuhan, tapi bagian yang bersesuaian dengan prinsip dan ajaran Islam ada
kemungkinan adalah yang asliwahyu Tuhan. Oleh karenanya, mungkin benar
bila di simpulkan bahwa kitab Veda adalah “kitab yang pertama” dan Al
Qur’an adalah kitab yang penyempurna dan terakhir dari Wahyu Tuhan.
Reference
Akhbar Kaumi Jung (Pakistan)
Al-Haisami
Ali, Abdullah Yusuf (2006) The
meaing of Holy Qur’an, 11th Ed, Maryland USA: Amma
Publications.
Dubois A.J.A (1986) Hindu
manners, customs and ceremonies, Varanasi India: Chaukamba Pustakalya
Flood, Gavin (2001) “Hare
krishna: Hinduism, Vaisnavism, and ISKCON: Authentic Traditions or Scholarly
Construction”? Cults and Society, Vol. 1, No. 1.
Guenon, Rene (1921), Introduction
to the Study of the Hindu Doctrines, Sophia Perennis
Lorenzen, David (2006), Who
Invented Hinduism? New Delhi: Oriental Publications.
Mac Donell, Arthus Anthony (2004),
A History of Sanskrit Literature, kessinger Publishing & Sanskrit
literature (2003) in Phillp’s Encyclopedia. Accessed 2007-08-09
Naik, Dr. Zakir (2007) Similarities
between Hinduism and Islam, New Delhi: Imran Book Depot
Nehru, Jawahrlal (2000) Discovery
of India, New Delhi, Janandha Publications
Nikhilananda, Swami (1990) The
Upanishas: A New Translation Vol.I (5th Ed)
O’Conell, Joseph T (1973) “The
Word ‘Hindu’ in Gaudiya Vaisnava Texts”. Journal of American Oriental
Society 93 93): 340-244
Osborne, E (2005) Accessing
R.E. Founders & Leaders, Buddhism, Hinduism and Sikhism Teacher’s Book
mainstream, Dublin , Ireland: Folens Limited
Oxford English Dictionary (2002)
second edition, 2100 a.d. Oxford University Press
Patrick, Olivelle (2005), Manu’s
Code of Law: A Critical Edition and Translation of the Manava-Dharmasastra. Oxford:
Oxford University Press
Platts, john Thompson (1884) A
dictionary of Urdu, classical Hindi, and English, Oxford: W.H Allen &
Co,
Radhakrishnan, Sarvepalli (1975)
(ed) moore, Charles A, A Sourcebook in indian Philosophy (12thPrinceton
Paperback ed.), Princeton University Press
Tariq, S Abullah (1989) Agar
ab bhi na Jaage to, Delhi, Farid book Depot
Thapar R. (1993) Interpreting
Early India, Delhi: Oxford Univeristy Press
Tibrani
Upadhyaya, D. Ved Parkash, Narashans
aur antimrishi (2005) Varanasi india: Chaukhamba Pustakalya, 5
Witzel, Michael (ed.) (1997), inside
the Texts, Beyond the Texts. Nw Approaches to Study ot the Vedas, Havard
Oriental Series, opera minora vol. 2, Cambridge: Harvard university press.
Hindu Religious Book:
Bhagavad
Gita, Bhavisya Purana, Chandogya Upanishad, Mahabharata, manusmrithi, Rig-Ved,
Snagram purana, Svetasvatara Upanishad, Yajurved
Sumber: http://harmadipedia.blogspot.com/2013/07/benarkah-nabi-nuh-adalah-nabi-umat.html